Gangsiran Aswatama adalah sebuah saluran atau kanal air yang berada di komplek candi Arjuna Dieng yang artinya Gangsira adalah lubang, sedangkan Aswatama berarti bersuara atau dengan kata lain lubang yang bersuara karena digunakan untuk kanal air, Gangsiran Aswatama letaknya persis berada di Pertigaan sebelah barat jika anda menuju Dieng dari arah Banjarnegara.
Belum Banyak orang yang tau tentang fungsi sebenarnya dari Gangsiran Aswatama tersebut, dan banyak yang mengira bahwa bangunan seperti gazebo di dekat pertigaan Dieng itu hanyalah taman biasa, padahal Gangsiran aswatama adalah sebuah kanal air yang memiliki jaringan saluran air dari telaga Balekambang dengan Komplek candi Arjuna.
Menurut cerita mansyarakat sekitar, dahulu kala Komplek kerajaan atau komplek Candi arjuna terendam oleh air yang bersumber dari Tuk Bima Lukar yang berada di kecamatan kejajar, Wonosobo dan menenggelamkanya, kemudian raja memerintahkan untuk membuat terowongan Saluran air yang hingga saat ini belum diketahui panjang dari Gangsiran aswatama tersebut, diperkirakan saluran tembus ke arah barat laut atau ke arah Pekalongan lebih tepatnya laut Utara Jawa,
dan bangunan yang mirip gazebo tersebut adalah Gangsiran Aswatama yang tidak lain adalah saluran drainase pada zaman dahulu untuk menghilangakan banjir yang menggenang komplek kerajaan.
Sedangkan Telaga Balekambang digunakan sebagai tempat penampungan air yang terhubung dengan Gangsiran Aswatama, sehingga ketika air meluap di komplek candi, air akan di tampung ke Telaga Balekambang dan di buang melalui Gangsiran aswatama.
Di tulis dan Dipublikasikan oleh Havid Adhitama Seluruh foto adalah dokumentasi penulis
Lokasi Gangsiran Aswatama
Di tulis dan Dipublikasikan oleh Havid Adhitama Seluruh foto adalah dokumentasi penulis
Lokasi Gangsiran Aswatama