Memasang radar pesawat? Ya, sangat mungkin. Belum lama ini diawal 2021 pesawat Sriwijaya Air jatuh di perairan pulau seribu saat terbang dari Jakarta menuju Pontianak. Pesawat dengan callsign SJY-182 ini ditemukan dalam keadaan yang sudah tidak utuh tanpa ada penumpang yang selamat.
Jika teman-teman memperhatikan siaran media terkait kecelakaan tersebut, banyak sekali yang melacak dan menunjukan visual rute pesawat tersebut yang bersumber dari web Flightradar24 maupun AirNav Radarbox. Lantas bagaimana data tersebut diperoleh? Silakan simak, kali ini saya ingin sedikit menceritakan tentang sistem penjejak pesawat yang sering disebut ADS-B.
Traffic Indonesia - AirNav Radarbox |
ADS-B atau automatic
dependent surveillance-broadcast adalah sistem Navigasi dan pengawasan lalu
lintas udara otomatis, Sistem ini memungkinkan semua pihak yang berkaitan
dengan aviasi bisa memonitor pergerakan seluruh tranportasi udara secara real-time.
Sistem ini sangat berguna bagi Menara pengawas ATC (Air Traffic Control) untuk
menentukan rute, jadwal serta mengontrol segala manuver pilot dalam menentukan jalur
dan elevasi penerbangan.
Sistem ini memiliki 2 komponen utama yaitu pemancar yang berada di pesawat, dan penerima yang berada di darat maupun satelit. Penerima sinyal ADS-B ini sering disebut sebagai radar pesawat, alat ini menerima data yang dipancarkan pesawat melalui Radio di frekuensi 1090mhz. data ini berisi lokasi terkini dari GPS serta posisi ketinggian pesawat yang dikirim secara terus menerus (broadcast).
“kalo seperti itu, berarti mesti ada banyak penerima data dong? Kan area terbang pesawat luas banget?” nahh maka dari itu, penyedia layanan navigasi pesawat mesti membangun sarana navigasi yang mumpuni, salah satunya yaitu dengan menyebar alat penerima sinyal ADS-B tersebut ke seluruh pelosok dunia agar seluruh pesawat yang terbang di langit senantiasa termonitor secara global.
Dan kebetulan sekali, dalam pembangunan infrastruktur navigasi digital tersebut saya mendapat kesempatan untuk berkontribusi, berkontribusi untuk memberikan feed data ADS-B tersebut melalui alat yang telah mereka kirimkan untuk saya. Saat ini saya memiliki 2 radar penerima dari 2 provider yang berbeda. Hal ini tak lepas dari posisi rumah saya yang relative “dekat” dengan Bandara Jendral Soedirman di kabupaten Purbalingg yang baru di bangun, juga di dukung posisi rumah saya yang strategis berada di ketinggian.
Visualisasi 3D FlightRadar24 |
Dua provider ini
yaitu AirNav Radarbox yang mengirim alatnya langsung dari Portugal dan FlighRadar24 yang mengirim alatnya dari
swedia ke rumah saya di Banjarnegara. Keduanya mengirim melalui DHL Express dan
sangat luar biasa, kurang dari seminggu paket mereka sudah sampai, padahal
mesti melalui bea cukai dan custom cek lain.
Paket dari Swedia - FlightRadar24 |
Paket dari Portugal - AirNav RadarBox |
Yang secara
garis besar paket tersebut berisi unit receiver, Antenna, Kabel LAN, kabel
Coaxial untuk menghubungkan reciver dengan antenna walaupun berbeda model diantara
keduanya. serta berbagai merchandise menarik kenang-kenangan dari provider
seperti kaos, keychain, stiker dan carabiner ID. Tentu semua ini gratis, saya
tidak mengeluarkan uang sepeserpun, karena posisi saya yang membantu mereka
dalam menyediakan data ADSB. Rugi listrik dan internet? Tidak begitu, sebab
saya tau alat ini berbasis raspberry dan rating data usage kurang dari 100mb
perhari.
Receiver FlightRadar |
Hanya dapat merchandise?
Oh tidak, saya mendapatkan semua akses premium dari radarbox maupun flight radar,
dimana paket untuk berlangganan fitur dan data dari mereka mesti membayar 500USD
atau sekitar 6 juta rupiah tiap tahun. Lantas
data dan fitur tersebut punya manfaat apa? Dari fitur dan data mereka, saya
bisa memantau pergerakan seluruh pesawat, helicopter, hingga balon udara yang sedang
beroprasi diseluruh dunia, selain itu saya bisa mengakses cuaca realtime dengan
berbagai visualisasi yang keren, akurat dan mudah dipahami. Juga saya merasa
puas ketika bisa turut berkontribusi dalam penyediaan fasilitas yang bermanfaat
bagi banyak orang.
Saya mendapatkan perangkat-perangkat ini hanya dengan berkirim email dengan Om Alan McKnight dari radarbox di Portugal dan om Muazzam dari Flightradar24 di Swedia. Di Indonesia baru ada sekitar 55 orang yang tergabung di Indonesian ADSB feeder. Alat yang saya pasang di rumah saat ini bisa menerima sinyal ADSB pesawat dari atas Cirebon di arah barat, hingga Kediri di arah timur dengan jangkauan maksimum sekitar 110NM (Nautic mile) atau sekitar 200km dari rumah saya.
Antenna ADSB dari RadarBox |
Data-data dari
ADSB inilah yang memberikan informasi titik terakhir posisi pesawat ketika
terjadi kecelakaan udara, memberikan informasi navigasi agar terhindar dari kondisi cuaca buruk. 73 de YD2CLX.
Keren
ReplyDeleteTetap semangat
Sukses selalu
Jaga kesehatan
De YD3CQX
Aamiin, makasih om redi
DeleteSalam kenal mas Havid, kita pernah ketemu
ReplyDeleteOhiyaa? salam kenal juga mas
DeleteMantap pak havid, gaspol terus pak untuk menebar kebermanfaatan
ReplyDeleteKalo dikirim via FEDEX berapa lama ya sampainya? Ini saya juga dapat kiriman dari flightradar24 dari Stockholm..
ReplyDeletesilakan di tracking resinya, belum pernah saya via fedex
DeleteSudah sampai tanggal 21 juni 2021...alhamdulillah..
DeleteIih keren bangeeett..! Ternyata radar pesawat gak cuman buat liat pesawat ya, bisa buat liat cuaca juga. Happy skrng kalau di rumah kedinginan, bisa liat suhu realtime. Beneran suhu lagi dingin atau Aku yg lagi gak sehat. Mantep bangeet! Dari bahasan jadi penasaran gimana bisa mantau balon udara dari radar, apakah balon udaranya pake pemancar juga ya mas Havid?
ReplyDelete