Mengakses Repeater Link UHF Jawa-Bali |
Repeater radio berfungsi untuk memancarkan
ulang sinyal yang digunakan untuk komunikasi. Karena radio pada gelombang VHF
dan UHF tidak bisa dipantulkan oleh Ionosfer, maka jangkauan gelombang
radio ini terbatas pada kondisi LOS (Line Of Sight) atau sederhananya pancaran
hanya dapat diterima jika stasiun lawan “Bisa dilihat” tanpa hambatan.
Hambatan di sini bisa berupa jarak, bangunan beton, bukit, vegetasi, gunung atau bahkan ruangan yang dapat mengisolasi sinyal radio dan meredamnya. Meskipun di beberapa kondisi gelombang radio dapat menembus material, akan tetapi efek redamnya membuat sinyal yang diterima lemah.
Topologi penggunaan Repeater di Puncak Prau |
Untuk itu, di beberapa lokasi dibangun instalasi repeater radio yang berfungsi untuk memancarkan ulang sinyal dan “menghindari” objek yang menghalangi atau meredamnya. Contoh ilustrasinya bisa diperhatikan pada gambar di atas, dengan HT standar yang memiliki daya pancar 5 watt sangat sulit untuk melakukan komunikasi direct dari stasiun A ke stasiun B, sebab kondisi tidak LOS terhalangi oleh gunung Prau.
Namun ketika perangkat radio disetting untuk mengakses repater yang berposisi Line Of Sight (Puncak Prau pada Gambar berposisi LOS), bukan hal yang tidak mungkin HT 5 watt dapat digunakan untuk komunikasi ratusan kilometer secara terrestrial. Repeater di puncak gunung Prau meneruskan kembali sinyal yang kita pancarkan ke segala arah dari ketinggian termasuk menuju stasiun lawan. Sehingga komunikasi bisa dilakukan dengan baik meskipun terdapat berbagai hambatan lain.
Pada penggunaanya, repeater di
puncak gunung Prau bisa diakses untuk komunikasi dari Jawa barat hingga Jawa
timur oleh teman-teman ORARI. Selain penggunan repeater ini secara tunggal, khusus
repeater frekuensi UHF milik ORARI dibangun dan disetting interkoneksi atau Link
dari Jakarta hingga Bali. Infrastruktur ini membuat radio kecil 5 watt bisa
digunakan untuk komunikasi Jawa-Bali karena repeater di setiap puncak gunung
saling terghubung. Repeater interkoneksi ini benar-benar sangat membantu.
Stasiun pancar ulang biasanya menggunakan 2 radio dan 2 antenna. Antena dan radio pertama digunakan untuk menerima sinyal, kemudian radio dan antenna kedua berfungsi untuk memancarkan ulang. Namun ada beberapa stasiun pancar ulang yang hanya memiliki 1 radio dan 1 antena yang bisa menerima sekaligus memancarkan secara bersamaan. Radio tipe ini disebut radio full duplex yang harganya relative mahal.
Ketika kita menggunakan Repeater radio, maka frekuensi memancar dan juga frekuensi menerima pada perangkat yang digunakan berbeda, hal tersebut karena repeater menggunakan sistem duplex tadi. Namun bukan masalah, radio jaman sekarang sudah memiliki fitur untuk terkoneksi dengan repeater, sehingga kita cukup menyeting frekuensi radio di awal saja untuk mengkoneksikanya dengan repeater. Tutorial mengkoneksikan radio HT ke repater akan saya bahas pada artikel berikutnya.