Beberapa waktu yang lalu saya menyempatkan diri untuk berlibur ke
kepulauan Karimunjawa untuk merealisasikan wacana lampau dan rehat sejenak dari
hecticnya perkuliahan di kota Semarang. Lokasinya yang relatif dekat dengan Semarang
menjadikan Karimunjawa opsi yang menarik, secara administratif Karimunjawa
merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Jepara yang terdiri dari 27 gugus
pulau. Di dalamnya meliputi Taman Nasional Karimunjawa yang memiliki luas 110.117
hektar dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa.
Pada artikel ini, saya akan sharing rangkaian perjalanan meliputi spot wisata serta estimasi budget selama saya berada di sana tiga hari dua malam. Perjalanan ini dimulai dari kota Semarang pada Jum’at pagi, saya berangkat dari Semarang pukul 04.00 WIB menuju Pelabuhan Kartini Jepara yang memakan waktu selama 2 jam. Kenapa pagi sekali? Sebab untuk menyebrang ke Karimunjawa hanya ada 2 opsi kapal dari Jepara yaitu Kapal Motor Cepat Bahari Express dan Ferry Siginjai ASDP.
KMP Express Bahari |
Seat Executive Express Bahari |
Exit Pelabuhan Karimunjawa |
Pukul 10.30 WIB kami sampai di Pelabuhan Karimunjawa, ketika kami turun langsung disambut view laut yang sangat jernih, ikan-ikan terlihat jelas dari atas board walk, pemandangan yang berbeda dengan pantai utara Jawa. Sesaat setelah itu kami bertemu dengan guide yang akan memandu selama 3 hari kedepan Bernama Mba Nur, ia langsung menyerahkan motor matic untuk 3 hari explore Karimunjawa. Kami langsung menuju ke penginapan yang sudah dipesan, yaitu The Bodhi Tree Hostel. Kebetulan room yang kami pesan tipe dormitory, kami cek in dan saya bergegas membersihakan diri untuk sholat Jumat di Karimunjawa.
Way Point Trip Hari Pertama |
Di hari pertama, kami memiliki 3 list spot yang akan di kunjungi yaitu
Bukit Love, Pantai Bobby dan Pantai Tanjung Gelam untuk menikmati sunset.
Sekitar pukul 14.00 WIB kami bergegas menuju Bukit love Karimunjawa yang sangat
iconic, aksesnya cukup mudah untuk motor dan memiliki tempat parkir yang
memadai. Di bukit tersebut terdapat café yang memiliki view hamparan perairan
sisi barat Karimunjawa cukup instagramable untuk berfoto di café tersebut.
Setelah puas berfoto-foto di bukit love, kami menuju ke pantai Bobby. Menurut saya pantai Bobby cukup mengesankan, pasir putih dan viewnya sangat memanjakan mata, tetapi kami mencoba explore ke titik yang tidak begitu terjamah. Yaitu sebelah timur dari pintu masuk. Di spot sebelah timur pantai Bobby ini tersembunyi spot yang unik, kayu-kayu yang telentang dipinggiran menjadi daya tarik tersendiri. Kami benar-benar menikmati vibes di pantai Bobby ini, ombak yang tenang, angin laut serta view yang jarang ditemui. Sebagai orang gunung benar-benar terkesan.
Pantai Bobby |
Setelah puas menikmati panorama di pantai Bobby, kami sholat ashar di mushola. Fasilitas untuk sanitasi cukup memadai. Setelah itu kami mengejar sunset di pantai tanjung gelam, lokasinya cukup jauh dan mesti ditempuh dengan perjalanan 25 menit via motor. Jika pantai Bobby berada di sisi selatan pulau, maka pantai Tanjung Gelam ini berada di Barat Laut pulau. Viewnya tidak kalah bagus dengan pantai Bobby, hanya saja pada saat itu cuaca agak mendung sehingga matahari di horizon tidak terlihat. Di pantai ini teman-teman bisa mencoba beraneka wahana air seperti Banana Boat, Jetsky dan sebagainya. Tetapi kami memilih untuk duduk di ayunan sembari menikmati suasana senja.
Sunset di Pantai Tanjung Gelam |
Menjelang magrib, kami bergegas kembali ke penginapan, setelah membersihkan diri kami mencari makan malam di alun-laun Karimunjawa, jaraknya hanya 100 meter dari penginapan. Di sana terdapat beraneka macam jajanan dan makanan. Yang menjadi favorit di sini adalah aneka sea food fresh yang dimasak ketika kita memesanya. Dari ikan kakap, cumi, udang hingga lobster dijual di sini. Kita bisa membelinya per ons dan dimasak dadakan di lokasi. Untuk kalian yang tidak menyukai sea food di alun-alun ini juga banyak yang berjualan nasi goreng, ayam penyet dan sebagainya. Beragam opsi yang menarik untuk makan malam di Karimunjawa.
Sea Food di Alun-alun Karimunjawa |
Setelah puas makan malam, kami kembali ke penginapan. Di penginapan ini terdapat cafe, chill lounge dan open kitchen yang bisa diakses bebas oleh penginap. Kami membuat minuman yang disediakan gratis di penginapan ini dan ngobrol dengan bebrapa bule yang kebetulan satu dormitory dengan saya. Resepsionis di The Bodhi Tree ini Bernama mba Laila, orangnya sangat ramah dan terbuka untuk membantu wisatawan di sini. Kami berbincang banyak sebelum kami beristirahat melanjutkan perjalanan hari kedua.
The Bodhi Tree Hostel |
Hari Kedua
Di hari kedua. kami full melakukan tur laut, Kami terjadwal melakukan snorkling di beberapa spot dan singgah di beberapa pulau hingga petang. Pukul 09.00 WIB perjalanan dimulai dengan menuju ke Pelabuhan perikanan. Pelabuhan ini berbeda dengan Pelabuhan yang digunakan untuk penyebrangan ke Jepara atau Semarang, lokasinya berada di sisi barat alun-alun Karimunjawa. Pada tour laut ini kami bergabung bersama dengan wisatawan lain dengan total sekitar 20 orang.
Persiapan Island Hopping |
Dengan segera kami berkumpul untuk berdoa dan mengenakan pelampung. Kemudian kapal bergerak menuju spot Snorkling pertama dengan perjalanan sekitar 1 jam menuju spot snorkling pulau Cemara Besar. Setelah mengenakan snorkel, saya bergegas turun membawa kamera waterproof untuk mendokumentasikan biota laut di bawah air. Saya mencoba mengeksplor beberapa spot di sekitar. Terdapat terumbu karang dan anemon yang menarik perhatian di spot ini, ikan-ikan laut dengan corak unik menghampiri ketika diberi makanan.
Spot Snorkling pertama |
Setelah puas menikmati spot pertama Snorkling selama 2 jam, kami bergegas naik kapal menuju pulau Cemara besar untuk makan siang, kami makan siang disediakan oleh para guide, barbeque ikan laut yang dibakar dadakan di pinggir pulau. Selagi para guide menyiapkan makan siang, saya bersama teman mengengelilingi pulau dengan pasir putih yang menawan. Benar-benar mengesankan, ini kali pertama saya berada di pulau kecil dengan pantai yang sangat cantik! Pasir putih dan air laut yang jernih membuat mata tidak bisa berpaling, pohon kelapa yang rindang juga membuat suasana semakin memesona.
Pantai di Pulau Cemara Besar |
Dipulau ini juga terdapat mushola dan WC, hanya saja airnya bukan air tawar. Kaget ketika saya berwudhu ternyata air payau. Sebenarnya mushola yang disediakan sangat proper, hanya saja dijadikan tempat istirahat oleh wisatawan sehingga terkotori oleh pasir-pasir. Tapi bukan menjadi masalah, memang bukan lokasi yang ideal untuk berharap banyak seperti di daratan. Setelah makanan siap, kami makan siang bersama lesehan di pinggir pantai, experience baru bagi saya merasakan vibes demikian, meskipun hanya dibumbui sambal kecap, ikan bakar ini sangat nikmat!
Gerombolan Ikan Tang |
Setelah semuanya usai, kami bergegas menuju ke kapal kembali untuk menuju spot snorkling habitat Clownfish atau ikan Nemo. Perjalanan sekitar 1 jam dari lokasi pulau kami makan siang. Beberapa wisatawan tidak turun, hanya menonton dari atas kapal karena sudah kedinginan. Tetapi saya tetap turun bersama guide menyelam ke bawah untuk melihat ikan nemo secara langsung. Saya rasa kesempatan demikian tidak sering dijumpai, sehingga saya berusaha untuk mencobanya.
Clownfish A.K.A Nemo di Spot Snorkling Kedua |
Kami bertemu dengan clownfinsh dan gerombolan ikan Tang yang memiliki corak belang-belang. Sangat puas saya mengeksplorasi keindahan bawah laut Karimunjawa, pemandangan alam yang disajikan benar-benar sepadan dengan effortnya. Recommended! Untuk teman-teman yang haus akan pengalaman baru dan vibes yang unik. Untuk kegiatan snorkling ini tidak harus bisa berenang, dengan catatan menggunakan pelampung dan snorkel dengan proper dan mengikuti arahan guide. Teman-teman bisa menikmati keindahan bawah laut dari permukaan air tanpa harus menyelam ke dasar laut. Untuk para expert, lokasi ini juga sangat rekomended untuk kegiatan Freedive ataupun Scuba dive dengan peralatan menyelam yang memadai.
Dermaga dan Penangkaran Hiu Pulau Menjangan |
Puas bercengkrama dengan Clownfish, kami bergerak menuju pulau Menjangan besar, di pulau ini terdapat penangkaran ikan Hiu! Esktrimnya, kalian juga bisa berinteraksi langsung dengan hiu-hiu tersebut, dengan memberi makan dan turun langsung ke karamba penangkaran. Saya hanya melihatnya dari tepian, beberapa wisatawan turun ke bawah dipandu oleh pengelola di sana. Selain Hiu yang ditangkar, di lokasi ini juga terdapat Bintang laut yang bisa diajak foto. Namun di lokasi pulau Menjangan ini kami hanya menikmati suasana dari Menara pandang yang berada di sebelah kolam penangkaran. Viewnya sangat eksotis, aktivitas maritim pulau Karimunjawa terlihat jelas dari menara ini, hingga kami tidak sadar hari menjelang petang dan rekan-rekan sudah naik ke kapal untuk balik ke Pelabuhan.
Hiu Yang di Tangkar |
Hari yang sulit untuk dilupakan bagi saya, pengalaman baru dengan view yang tidak biasa. Momen dan segala aktivitasnya benar-benar membuat tubuh saya terbanjiri oleh dopamine. Di malam kedua, kami hanya bersantai di chilling lounge penginapan sembari menikmati teh panas. Mengingat keesokan harinya kami mesti packing dan Bersiap untuk pulang.
Suasana di Dermaga sore hari |
Di hari ketiga
Di hari ketiga, kami bergegas packing dan sarapan sebelum check out. Untuk perjalanan pulang kami naik Ferry Siginjai. Sebenarnya kami terjadwal naik Bahari Express untuk pulang pergi, tetapi karena ingin merasakan experience yang berbeda kami mencoba Ferry Siginjai yang dikelolah oleh BUMN ASDP. Agak menyesal sebanarnya, perjalanan menggunakan Ferry ini tidak senyaman Kapal Cepat Bahari Express. Kami sudah Bersiap di Pelabuhan sejak jam 07.00 WIB, mengantri tiket Ferry dan boarding jam 08.00 WIB. Saya kira langsung berangkat karena jadwal keberangkatan dari Karimunjawa juga jam 08.00 WIB, ternyata mesti menunggu loading barang hingga selesai, kapal baru bergerak sekitar pukul 09.00 WIB, telat 1 jam.
Loading Ferry Siginjai ASDP |
Parahnya lagi, kursi yang tersedia tidak sepadan dengan jumlah penumpang. Banyak penumang termasuk saya yang akhirnya berada di deck atas outdoor kapal karena tidak kebagian kursi. Apalagi kapal ferry ini tidak memiliki stabilizer sehingga guncangan ketika kapal melawan arus ombak sangat terasa. Terpantau banyak yang mabok laut. Karena kami tidak tahan panas di deck outdoor akhirnya saya menuju ke ruangan nahkoda yang sebanarnya private area untuk crew dan kapten, saya meminta izin untuk ngadem di ruang nahkoda. Kebetulan kapten ferry Siginjai ini sangat ramah, saya berkenalan tetapi lupa Namanya.
Deck Outdoor Ferry Siginjai |
Di ruang nahkoda saya mengobrol banyak dengan kapten, yang kebetulan kami memiliki experience yang sama terkait perangkat radio maritim dan peralatan navigasi laut. Saya bercerita seputar radio dan kapten sangat memahami topik, membahas seputar AIS atau Automatic Indentification System hingga tata cara komunikasi di channel 16 radio VHF maritim! Tidak terasa saya hampir 3 jam berdiskusi dengan kapten kapal ini, karena dari CCTV di ruang nahkoda terpantau beberapa kursi sudah kosong akhirnya kami kembali ke ruang penumpang untuk istirahat dan tidur.
Ruang Nahkoda Ferry Siginjai dengan callsign PODM |
Setelah 5 jam terombang ambing di tengah laut, akhirnya kami sampai di Pelabuhan Kartini Jepara pukul 13.45 WIB dan bergegas menuju ke penitipan motor. Ohiya, motor kami titipkan ke lokasi penitipan di Pelabuhan biayanya 40 ribu untuk tiga hari dua malam. Setelah kami mengecek segala barang bawaan dan memastikan tidak ada yang tertinggal, kami bergegas mencari lokasi makan siang, pilihan kami jatuh pada Soto Pak Yono Jepara, yang reviewnya cukup menjanjikan di google maps. jaraknya sekitar 5 kilo meter dari Pelabuhan menuju arah alun-alun kota Jepara. Dan betul saja, soto yang disajikan sesuai ekspektasi! Saya mencoba soto kerbau, dagingnya tebal dan empuk. Satu porsinya Rp.17.000. menurut saya ini layak dicoba ketika kalian datang ke Jepara.
Soto Kerbau Pak Yono |
Setelah selesai makan siang, kami sholat dhuhur di masjid agung kota
Jepara yang berada di sebelah alun-alun dan bergegas pulang ke Semarang. Perjalanan
sore hari tersebut sangat cerah dan lancar, hingga akhirnya kami sampai di
Semarang saat petang. Benar-benar experience yang mengesankan. Unforgettable segala
sudut pulaunya hingga pengalaman yang dirasakan di sana. Wisata di Karimunjawa
sangat cocok untuk “anak muda” meskipun tidak menutup kemungkinan orang tua
bisa datang kesini, akan tetapi beberapa aktivitasnya memang memerlukan fisik yang
stabil.
Ohiya, terkait biayanya saya paparkan listnya di bawah ini untuk hal basic saja, exclude makan dan minum untuk 1 orang. Saya merekomendasikan teman-teman untuk naik kapal cepat untuk PP:
- Tiket Kapal Cepat Express Bahari pulang pergi Rp.400.000
- Penginapan (average price 3D2N) Rp.300.000
- Sewa motor (3D2N 48 Jam) Rp.150.000
- Tour laut (Snorkling 2 Spot dan Barbeque) Rp.200.000
- Tiket masuk penangkaran Hiu Menjangan Resort Rp.30.000
- Tiket masuk Pantai Bobby, Tanjung Gelam, Bukit love sekitar Rp.80.000
- Penitipan sepeda motor Pelabuhan 3D2N Rp.40.000
Total biaya exclude makan yaitu 1.2jt untuk trip tiga hari dua malam di Kepualauan Karimunjawa. Sangat Worth untuk pengalaman yang sangat seru! Misalpun kalian ikut open trip, biaya yang dikeluarkan tidak jauh berbeda, malah kalian tidak perlu memikirkan tiket berangkat maupun pulang. Di perjalanan kali ini saya dibantu oleh teman dari KarimunjawaTravel.co terkait tour laut dll. Untuk tips dan trik berlibur ke Karimunjawa akan saya bahas di artikel selanjutnya, Stay tune!