VAw4HBTsJIe15camAdLyxmr6Gko2NgDKdvrlkFP2

Kuliner Hidden Gem Salatiga, Sederhana Tetapi Indonesia Dijajah Belanda karena ini!


Kala libur akhir tahun kemarin, saya sengaja singgah di Salatiga untuk menikmati suasana kota yang tenang. Banyak yang tahu bahwa Salatiga ini dijuluki “Kota Toleransi” karena masyarakatnya yang beragam bisa hidup berdampingan dengan rukun dan minim konflik. Sebagai pendatang, saya mengamini hal tersebut.

Lokasinya yang strategis membuat kota ini sempat menjadi episenter penjajah pada era kolonial, kota ini banyak ditinggali oleh orang-orang Belanda pada saat itu. Tentu hal tersebut berdampak banyak terhadap kota Salatiga, termasuk tata kota yang rapi dan juga cagar budaya berupa bangunan kuno yang sebagian besar masih dijaga dan dimanfaatkan hingga saat ini.

Keterbukaan Salatiga terhadap orang luar juga berdampak pada kebudayaan, termasuk pengaruhnya di dunia kuliner. Di sini Anda bisa dengan mudah menjumpai berbagai macam olahan makanan yang diadopsi dari berbagai kebudayaan. Dari makanan orang timur, Chinese food hingga makanan lokal. Untuk para Pork Hunter, Salatiga juga bisa menjadi opsi karena olahan babi sangat mudah ditemui di sini.

Namun pada artikel ini, saya ingin mengulas kuliner “Hidden Gem” yang benar-benar tersembunyi di dalam gang sempit tetapi memiliki cita rasa yang cukup mengesankan. Di blog ini saya jarang mengulas makanan sebab tidak begitu peduli dengan kuliner, tetapi kali ini berbeda! Saya merasa harus memberitahu khalayak bahwa di Salatiga ada sop sederhana tapi benar-benar enak.

Warung ini bernama “Sop Ayam Arris”, lokasinya berada di gang sempit dekat Pasaraya kota Salatiga. Tepatnya berada di Kutowinangun Kidul. Untuk mahasiswa UKSW sop pak Aris ini tentu bukan hal yang baru, bisa dibilang tempat legend mahasiswa UKSW makan malam.

 

Rasa sop ayamnya sangat kaya akan rempah, ringan tapi bukan tipe sop ayam kaldu encer. Ladanya cukup dominan namun proporsional. Saya membayangkan jika sedang flu, sop ayam seperti ini benar-benar bisa meredakan tenggorokan dan menggugah selera makan. Agak sulit mendeskripsikan sop yang nikmat ini, intinya enak dan saya kira bisa diterima oleh berbagai macam kalangan. Tidak heran jika orang Belanda menjajah Indonesia untuk mengeksploitasi rempah-rempah sebab memang memberikan rasa yang luar biasa sekadar untuk sop ayam.

Tentu makanan kuah-kuahan seperti ini tidak lengkap jika tidak disandingkan dengan sate-satean dan gorengan, di sini sangat lengkap! Dari sate telur puyuh, babat hingga keripik tempe dan perkedel dihidangkan langsung di meja yang memanjang ini. Para pelanggan yang makan saling berhadap-hadapan di meja panjang dengan khidmat meskipun tidak saling kenal.

Yang lebih di luar ekspektasinya adalah harganya, malam itu saya hanya membayar 16 ribu, ternyata sop ini harganya 8 ribu rupiah untuk satu mangkuk jumbo dan gorengannya berkisar dari seribu hingga 4 ribu saja. Dengan porsi dan gorengan yang sama, di Semarang mungkin habis sekitar 25 ribuan untuk semangkuk soto ayam.

Saya merekomendasikan rekan-rekan di sini untuk mampir ke warung ini jika sedang singgah ke Salatiga, memang sederhana dan berada di gang sempit namun saya rasa kebersihannya cukup oke. Bukan berada di slum area yang kumuh. Hanya saja Anda tidak bisa berlama-lama di sini karena tempatnya yang terbatas, Anda mesti bergantian dengan pelanggan lain jika sudah selesai. Untuk parkir hanya tersedia parkir motor, untuk mobil Anda bisa meninggalkannya di pinggir jalan sebelum masuk gang, jalan sekitar 50 meter saja.

Namun bukan menjadi masalah, jika sudah selesai makan sop ayam Pak Aris ini, rekan-rekan bisa melanjutkan berburu susu sapi segar di malam hari. Di Salatiga penjual susu segar sangat banyak dengan stok yang benar-benar fresh, ini menjadi salah satu yang saya cari ketika di Salatiga. Anda bisa menuju lapangan Pancasila untuk mencari susu sapi segar.

Lokasi Sop Ayam Aris Google Maps:

Havid Adhitama
An Licenced Amateur Radio, Travel Enthusiast, Love about Nature, Sosio-Culture And Outdoor Activity.

Related Posts

Post a Comment